Penyebab Katarak Kongenital Pada Bayi Sejak Lahir

Pada umumnya masyarakat mengetahui bahwa kelainan katarak hanya terjadi ketika seseorang mulai lanjut usia. Namun ternyata kasus katarak dapat dialami oleh bayi yang baru lahir. Lensa mata bayi yang berwarna transparan tertutupi dengan selaput berwarna keabu-abuan dan kondisi tersebut dinamakan sebagai katarak kongenital. Beberapa kasus mungkin tidak terlalu berdampak pada penglihatan bayi, tetapi jika kondisi katarak kongenital sangat parah dapat menyebabkan kebutaan pada bayi.

Seberapa umum kelainan katarak kongenital pada bayi? Katarak kongenital merupakan kelainan atau cacat lahir yang masih terbilang jarang terjadi. Menurut American Academy of Ophthalmology, katarak pada bayi sejak lahir diperkirakan dapat menyebabkan kebutaan pada 5-20% mata bayi dan anak. 

Sebagian kasus katarak kongenital tidak diketahui penyebab awalnya. Namun ada beberapa faktor umum penyebab yang berhasil diidentifikasi:

  1. Lebih dari 23% dari katarak kongenital merupakan kelainan yang diturunkan.

  2. Hipoglikemia atau gula darah rendah, hipoksia (kekurangan oksigen), hipotermia saat ibu mengandung bayi.

  3. Kelainan genetik, contohnya pada anak dengan Sindrom Down.

  4. Penyakit metabolik ibu seperti diabetes,

  5. Penyakit infeksi pada ibu saat mengandung, seperti TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks), cacar air, polio, influenza dan sifilis.

  6. Bayi prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah.

  7. Obat-obatan seperti antibiotik tetrasiklin.

Pengobatan untuk Katarak Kongenital

Katarak kongenital dapat menghambat penglihatan bahkan juga bisa menyebabkan kebutaan. Biasanya anak yang mengalami katarak kongenital memerlukan operasi katarak sesegera mungkin. Operasi tersebut adalah dengan cara mengambil lensa alami anak sehingga anak tersebut tidak memiliki lensa mata. Operasi katarak pada bayi harus dilakukan sedini mungkin untuk mengurangi risiko kebutaan dini. Selain itu tindakan operasi dapat membuat mata bayi berkembang dengan normal. Para ahli mengatakan bahwa operasi katarak kongenital sebaiknya dilakukan pada usia 6 minggu sampai 3 bulan. 

Setelah operasi pengangkatan lensa, biasanya anak membutuhkan bantuan lensa buatan untuk melihat. Pemakaian lensa kontak tanam atau kacamata setelah operasi akan disarankan oleh dokter. Namun penggunaan kacamata lebih disarankan karena beberapa pendapat ahli lensa kontak tanam memiliki risiko terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan mata normal.

Optik Tunggal menyediakan lensa kacamata dengan kualitas terbaik untuk bayi yang mengalami katarak kongenital dan kebutuhan khusus seperti lensa mata bayi yang sudah diangkat sehingga membutuhkan koreksi plus tinggi. Optik Tunggal juga menyediakan pilihan frame sesuai ukuran wajah mereka. Konsultasikan lebih lanjut kebutuhan kacamata katarak kongenital di store Optik Tunggal, Optik Tunggal Next Generation atau ZEISS Vision Center terdekat!

BAGIKAN